Langsung saja kepembahasan,
Pada chapter kali ini untuk pertama kalinya kita diperlihatkan Tanah suci Mariejoa dari sudut yang
berbeda. Yap, Kali ini kita bisa melihat Tanah Suci Mariejoa dari jarak yang
sangat amat dekat. Bahkan kita juga bisa melihat dasar dari bangunan utama yang
selama ini hanya terlihat dari jarak yang sangat jauh. Bahkan kita juga bisa melihat keindahan dari Tanah Suci Mariejoa
yang dikelilingi pepohonan yang sangat indah biarpun sebenarnya pepohonan itu
hanyalah pepohonan buatan. Tidak hanya sampai disitu, Disana juga terdapat sejenis
ramp berjalan yang mampu mengantarkan
para pemimpin dunia yang hadir tepat di depan gerbang gedung utama, Dan mereka
menamakan alat ini dengan nama Travelator.
Tetapi ada fakta yang menyayat hati dibalik kemegahan dan keindahan dari Tanah
Suci Mariejoa. Yap, apalagi kalau bukan masalah perbudakan. Dibalik alat yang
dianggap berteknologi tinggi bernama Travelator tersebut ternyata ada
sekelompok manusia atau budak yang dipaksa untuk menggerakkan alat tersebut
agar terlihat seolah – olah itu adalah alat modern yang telah diciptakan
Pemerintah Dunia (World Government).
Dan sudah bisa dipastikan para budak ini sangatlah menderita. Saking
menderitanya mereka lebih memilih mati dari pada bertahan untuk hidup. Sungguh
sangat menyayat hati. Disaat para pemimpin dunia hadir di Mariejoa dengan segala
kemewahanya sekaligus makanan yang enak, ternyata ditempat yang sama pula
terdapat sekelompok budak yang hidupnya sangat menderita.
Oke kita lanjutkan, Hal
yang menarik lainya tentu saja diperlihatkanya para pemimpin dunia yang hadir pada
acara tersebut. Dan yang menurut saya paling menarik adalah bertemunya Raja Wavol dari Black Drum Kingdom dengan seorang pemimpin baru dari Drum Kingdom yang saat ini sudah
berganti nama menjadi Kerajaan Sakura,
Dalton. Tentu saja terjadi adu mulut
diantara mereka, Wavol dengan sombongnya menganggap bahwa Dalton hanyalah
seorang pelayan. Tetapi dengan tegas Dalton mengatakan “Kau dan aku memiliki status yang sama sekarang”. Selain mereka
berdua ada lagi yang menarik perhatian saya. Apalagi kalau bukan bertemunya
para putri kerajaan yang pernah terlibat dengan kelompok Bajak Laut Topi
Jerami. Yap, mereka adalah Rebecca, Nefertari Vivi, dan Shirahohi.
Biarpun mereka
belum pernah bertemu sebelumnya alias baru pertama kali bertemu ternyata mereka
bisa cepat akrab satu sama lain dan terlihat sangat senang. Hal ini terbukti
dari perkataan para saudara sekaligus pendamping mereka, Fukaboshi, Violet, dan
Iragam. Selain hal menarik ada juga hal yang menurut saya mengejutkan pada
pertemuan tersebut. Apalagi kalo bukan kehadiran 2 dari 7 anggota aliansi Bajak Laut Topi Jerami yaitu Sai dan
Leo pada acara tersebut. Cukup aneh tetapi inilah yang terjadi, Seorang bajak
laut bisa hadir pada acara pertemuan antar pemimpin dunia atau Reverie yang berlangsung di Tanah Suci Mariejoa. Dan jangan lupakan
pergerakan dari Pasukan Revolusi (Revolutionary
Army). Apabila di chapter sebelumnya mereka terlihat sudah berhasil
menyusup untuk pergi ke Mariejoa, Lalu dimana mereka sekarang ? Apakah mereka juga
sudah berada ditengah – tengah para pemimpin dunia yang hadir ?
Sumber : 22portgas