Sebenarnya tidak ada yg salah dengan
itu semua namun secara diam-diam para sarjana dari Pulau Ohara ini malah
mempelajari tulisan-tulisan kuno dari Poneglyph. Pemerintah dunia juga mulai
mengendus hal tersebut karna tim pencari Poneglyph
yang terdiri dari 33 orang ini berhasil dibunuh oleh angkatan laut. Dengan
mempelajari sisa-sisa orang yang telah mereka bunuh, Pihak pemerintah akhirnya
mengetahui bahwa mereka berasal dari Ohara. Dari situ pula pemerintah
mengetahui bahwa secara diam-diam para sarjana dari Ohara ini telah berhasil
membaca dan juga mempelajari tulisan-tulisan kuno Poneglyph.
Padahal jelas sekali
pemerintah dunia melarang keras bagi siapa saja yg mempalajari bahkan membaca tulisan-tulisan
kuno tersebut. Pemerintah melarangnya bukan tanpa alasan, mereka melarang karna
takut apabila para sarjana dari ohara akan membangkitkan senjata-senjata kuno
yang dahulu pernah di buat. Tapi para sarjana berkilah karna sebenarnya para
sarjana itu hanya ingin mempelajari sejarah-sejarah masa lalu. Dan ingin mengetahui
apa yang terjadi pada “100 tahun sejarah
yang hilang” atau bisa disebut “Void
Century” dengan mempelajari tulisan-tulisan yang ada di Poneglyph. Semenjak
saat itu pemerintah dunia langsung berencana untuk membunuh semua sarjana yang
ada di pulau tersebut karna di anggap berbahaya dan menuduh para sarjana di
Ohara ingin membangkitkan lagi senjata kuno yang dahulu pernah dibuat.
Akhirnya
pihak pemerintah mengutus ketua CP9 pada kala itu yaitu Spandine untuk pergi ke
pulau Ohara di West Blue untuk menangkap semua sarjana yang ada disana.
Spandine juga di beri kekuasaan untuk melakukan serangan BusterCall, yang seharusnya kekuasaan untuk melakukan serangan itu
di pegang oleh para Admiral Angkatan Laut berikut pemimpin mereka. Setelah
mengumpulkan para sarjana yang ada di pulau Ohara dan memastikan bahwa para
sarjana ini memang benar mempelajari
tulisan-tulisan poneglyph akhirnya Spandine melakukan serangan BusterCall.
Sebuah perintah darurat yang melibatkan 5 Laksamana Madya dari markas besar
Angkatan Laut berikut dengan 10 buah kapal perang. Dan itu pertama kalinya
pihak pemerintah dunia mengerahkan pasukan begitu besar dalam skala
internasional.
Pihak
pemerintah dunia sendiri menilai bahwa para sarjana dari Ohara ini sudah
terlalu banyak tau. Dan pihak pemerintah benar-benar menghabisi pulau Ohara
sehabis-habisnya termasuk Pohon Pengetahuan yang menjadi kebanggaan pulau
tersebut. Dan para sarjana dari ohara pun tak tinggal diam menghadapi serangan
tersebut. Mereka berjuang menyelamatkan buku-buku yang berada di Pohon
Pengetahuan dengan membuangnya kearah danau yang berada tidak jauh dari Pohon
Pengetahuan. “lebih baik melemparkan buku-buku itu ke danau dari pada
membiarkanya terbakar” itu lah kata salah seorang dari sarjana Ohara. Pihak
pemerintah sendiri membuat propaganda untuk membenarkan aksinya tersebut dengan
menuduh bahwa para sarjana dari ohara tersebut ingin menghancurkan dunia dengan
mempelajari tulisan-tulisan kuno yang terdapat pada poneglyph untuk
membangkitkan senjata kuno. Mungkin pemerintah ingin melindungi dunia dari
ancaman senjata kuno tersebut, Namun di lain sisi ternyata pemerintah dunia
sendiri terbukti sedang menutup-nutupi sesuatu. Terutama pada saat “Void Century” terjadi. Ini di buktikan
pada saat sang Professor Clover (Ketua
perpustakaan Ohara dan juga seorang pakar Arkeologi) menjelaskan sebuah
hipotesis berisi tentang hal tersebut, Hipotesisnya berisi sebagai berikut.
Kenyataan yang paling ingin kami ketahui
saat ini bukanlah isi dari Poneglyph, Melainkan kenapa mereka bisa ada di
dunia. Kenapa orang-orang di masa lalu memakai monument batu seperti itu untuk
menyampaikan pesan pada masa depan. Tujuan mereka telah memahat isi sejarah
pada batu itu dan menyebarkanya ke seluruh dunia, Bukan semata-mata untuk di
hancurkan begitu saja. Ini merupakan bukti jelas bahwa orang-orang pada masa
itu memiliki musuh. Apabila mereka telah di binasakan musuh itu berarti musuh
tersebut masih tersisa saat itu. Dan secara kebetulan 800 tahun yang lalu saat
di mulainya era 100 tahun yang hilang atau “Void
Century” bertepatan dengan berdirinya pemerintah dunia. Andai benar pihak
musuh yang telah menghabisi orang-orang pada masa itu adalah pemerintah
sendiri, Maka era 100 tahun yang hilang atau “Void Century” itu adalah rekayasa sejarah yang ingin di hilangkan
oleh pemerintah.
Itulah
hipotesis dari pakar arkeologi menyebutkan bahwa pemerintah mencoba merekayasa
sejarah dengan melarang siapa pun untuk membaca tulisan-tulisan kuno dari
poneglyph. Lebih jauh sang Professor juga menceritakan berdasarkan fakta-fakta
dari poneglyph yang telah mereka temukan selama ini bahwa dahulu terdapat
sebuah Negara yang walau kini sudah tidak ada. Namun keberadaanya masih disebut
dalam tulisan-tulisan itu, Sebuah Negara yang besar. Dulu Negara ini sangat
berkuasa namun informasi tentangnya telah di hapus dengan hati-hati.
Kemungkinan fakta bahwa musuh yang telah mengalahkan mereka yang kelak disebut
pemerintah dunia telah di pahatkan mereka pada batu seperti itu sebagai
peringatan terhadap masa depan. Nama kerajaan yang memegang kunci peristiwa itu
adalah…….. hanya sampai disitu ceritanya karna pihak pemerintah (Gorosei)
memrintahkan untuk membunuh sang Professor.
Senjata
kuno itu memang merupakan ancaman bagi dunia tapi, yang terpenting adalah bahwa
keberadaan dan tujuan Negara tersebut telah menjadi ancaman terbesar bagi pihak
pemerintah dunia. Itulah penilaian dari para sarjana di Ohara. Setelah
peristiwa BusterCall yang di lakukan pemerintah dunia pada pulau Ohara pada
saat itu pula Pulau tersebut terhapus dari peta dunia One Piece. Dan peristiwa
ini sekaligus dijadikan contoh bagi siapa saja yang ingin mempelajari
tulisan-tulisan kuno Poneglyph. Bahwa siapa saja yang ingin mengetahui atau pun
mempelajari tulisan tulisan kuno tersebut akan di anggap berbahaya dan akan
terus diburu hingga maut menjemput. Tidak ada yang selamat dalam serangan
BusterCall di pulau Ohara kecuali Nico Robin yang pada saat itu masih berusia 8
tahun. Dan pada saat itu pula pemerintah dunia menetapkan nilai buruan Nico
Robin sebesar 79 Juta berry.
No comments:
Post a Comment